Friday 24 November 2017

[REVIEW] Love Theft



Penulis             : Prisca Primasari
Penyunting      : Nur Aini, Elly Putri Pradani, Adelaine
Penerbit           : Penerbit Inari
Penyelaras       : Seplia
Jumlah Hlm     : 406 hlm, 19 cm
ISBN               : 978-602-6682-07-9

SINOPSIS
Frea Rinata memutuskan untuk cuti dari kuliah music dan mengistirahatkan biola Stradivarius-nya. Untunglah dia punya kehidupan kedua yang lebih menarik, melibatkan seorang pemuda yang dipanggil Liquor, yang dicintai Frea tanpa sadar. Pemuda itu bergabung dalam perkumpulan pencuri, tapi yang dia curi bukan benda-benda biasa.
Saat Liquor mencuri sebuah kalung mewah milik seorang gadis terkenal, masalah demi masalah pun terjadi. Ketika keadaan semakin runyam, apakah Frea masih berpikir bahwa kehidupan keduanya bersama liquor itu semenarik yang dia pikirkan?
**************
REVIEW
Buku ini menceritakan tentang sekelompok pencuri professional yang menargetkan orang-orang konglomerat sebagai sasaran mereka. Adalah Liquor dan Night (bukan nama sebenarnya), dua dari anggotapencuri yang terlibat dalam pencurian kalung seorang gadis konglomerat yang manja, yang nyatanya tidak berakhir sesedrhana yang mereka kira. Dan Frea, sebagai keponakan kepala anggota pencuri itu harus terlibat dalam kepelikan mereka.
Cerita ini menggunakan Frea sebagai sudut pandangnya. Sosok Frea sendiri menurut saya cukup naïf tapi pemberani, karena terlibat dengan sekelompok pencuri profesional. Kemudian Liquor yang digambarkan sebagai lelaki pendiam namun teliti, selalu menggunakan ngengat untuk mengelabui mangsanya ketika mencuri, dan terlalu tenggelam dalam masa lalu sehingga enggan menatap ke depan. Dengan kepribadian seperti yang digambarkan, Liquor memang tampak cool, karena memang dia tampan dan mudah memikat lawan jenis, namun ternyata bagi saya pembaca, dia cukup menyebalkan. Apalagi jika berkaitan dengan Frea.
“Dia pemuda yang sangat menarik, yang setiap bagian wajahnya bak pahatan proporsionla. Mata, hidung, serta bibir, semuanya pas. Tidka terlalu tampan hingga membuat bosan, tapi juga tidak bisa dibilang biasa saja. Rambutnya kemerahan, tampak alami dan bukan produk cat mahal. Sering kali, aku berpikir dia blesteran. Pakaian favoritnya jaket dengan corak garis-garis hitam-putih, juga sarung tangan hitam. Panggil saja dia Liquor. Bukan nama sebenarnya.” (Frea; halaman 14-15)
Udah ketebak banget kan, si Frea suka ke Liquor?
“Tubuh Night ramping. Rambut pria muda itu hitam pekat menyentuh bahu, dengan model berlapis dan poni panjang yang membingkai wajah eloknya. Kulitnya begitu putih hingga semua orang bisa menebak dia bukanlah orang Indonesia. Mata hitamnya sangat dalam. Kemeja dan jinsnya bernuansa gelap, heboh dengan aksesori-aksesori perak dan intan. Sarung tangannya berbahan kulit mengkilat.” (Frea; halaman 19)
Sosok Night adalah tipe saya. Dia adalah pianis yang karena sesuatu malah menjadi pencuri. Kupu-kupu adalah binatang andalannya untuk mengelabui. Dan yang sangat disayangkan, dia sudah beristeri dan amat setia padanya. Pribadi Night sangat blak-blakan, terutama jika menyangkut hubungan Frea dan Liquor. Tetapi dia sendiri justeru sangat tertutup dengan masalah pribadinya.
Ini adalah karya Prisca pertama yang saya baca (padahal saya duluan punya Purple Eyesnya, tapi belum sempat baca karena kondisi), dan saya jatuh cinta pada covernya yang cantik dan ada biolanya (Karena saya memang penyuka biola). Novel ini berhasil menggelitik saya untuk baca tanpa menyampulnya terlebih dahulu, seperti kebiasaan saya sebelumnya, dan akhirnya malah ketumpahan air segelas, lalu butuh waktu sebulan sampai saya bisa melanjutkan baca lagi. (Curhat colongan).
Saya suka dengan tata bahasanya yang terkesan seperti terjemahan, padahal bukan, tapi ringan dan manis banget. To the point dan gak berbelit. Meski alurnya saja yan rada berbelit. Kebanyakn typo ada dipenggunaan tanda “-” yang tidak seharusnya. Karena tanda itu seharusnya untuk menyambungkan jeda kalimat di akhir baris, saya justeru banyak menemukan di tengah baris. Sayangnya saya lupa menandai ada di halaman berapa saja typo seperti ini.
Eksekusi akhirnya juga kurang memuaskan menurut saya. Dengan kepribadian Liquor dan Night, sungguh mengecewakan mereka tidak membalas apa-apa pada Coco. Namun sepanjang cerita, dibuat gemas dengan kisah cinta mereka, baik itu Liquor dan Frea, maupun Night dan isterinya.
Satu sosok lagi yang sukses memanjakan mata saya adalah Tarantula. Sikap konyolnya memberikan rasa segar pada buku ini. Dan tiap teknik mencuri yang tersaji, ciamik sekali. Penulis menjabarkannya dengan detail, simple, dan sangat mudah di mengerti.
4 bintang untuk buku ini.




1 comment:

  1. Yuk Merapat Best Betting Online Hanya Di AREATOTO
    Dalam 1 Userid Dapat Bermain Semua Permainan
    Yang Ada :
    TARUHAN BOLA - LIVE CASINO - SABUNG AYAM - TOGEL ONLINE ( Tanpa Batas Invest )
    Sekedar Nonton Bola ,
    Jika Tidak Pasang Taruhan , Mana Seru , Pasangkan Taruhan Anda Di areatoto
    Minimal Deposit Rp 20.000 Dan Withdraw Rp.50.000
    Proses Deposit Dan Withdraw ( EXPRES ) Super Cepat
    Anda Akan Di Layani Dengan Customer Service Yang Ramah
    Website Online 24Jam/Setiap Hariny

    ReplyDelete

Kritik dan saran merupakan mercusuar penghibur jiwa yang telah tersesat dalam langkahnya...

[REVIEW] Momiji

Penulis             : Orizuka Penyunting      : Selsa Chintya Penerbit           : Penerbit Inari Penyelaras       : Brigida Ru...